KOMPASPOPULARNEWS – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Publik Research Institute (PRI) kembali menggelar aksi unjuk rasa kedua kalinya di depan Kantor Pertamina Regional VII pada Kamis (4/6/2024).
Demo kedua digelar di depan Kantor Pertamina Reg VII, melanjutkan aksi pertama yang dianggap belum ditindaklanjuti.
Massa menuntut penindakan tegas terhadap dugaan penimbunan BBM oleh pemilik SPBU Bisappu 7492402 di Bantaeng, Hj. A, dan kroni-kroninya berininsial I alias O sopir mini bus pengangkut solar nopol DD 7231 DA.
Koordinator lapangan aksi, Andi Riswan Fijai mengatakan, demonstrasi ini dilakukan sebagai bentuk kecaman terhadap oknum-oknum yang diduga berkerja sama melakukan permainan dalam prosedur penjualan BBM bersubsidi jenis solar. Hal ini sangat jelas telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan Nomor 22 Tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi pasal 55. “Pada kesempatan aksi kedua kali ini kami dengan serius, meminta APH terutama Pertamina Regional VII untuk secara tegas menindak oknum mafia BBM,” ujarnya.
“Kami melakukan aksi sesuai prosedur dan berhak menyampaikan pendapat di muka umum seperti yang di atur dalam undang-undang. Kalaupun ada upaya penghalangan atau ketidakpuasan terhadap gerakan aksi kami boleh-boleh saja, asalkan sesuai prosedur dan tidak ada tendensi atau ditunggangi oleh kepentingan apapun,” tegas Andi Riswan.
Selain itu, Andi Riswan juga menambahkan, terkait dengan maraknya dugaan penimbunan BBM berjenis solar oleh para oknum dan bila tidak ada tindakan tegas, maka kami akan turun aksi ke DPR Provinsi Sulsel dan menyurati langsung ke pihak BP Migas Pusat dan melakukan aksi lanjutan dengan melibatkan gelombang massa yang lebih besar.
“Kami akan kawal terus dan tidak akan gentar apa yang menjadi tuntutan kami atas dugaan kegiatan Ilegal itu,” lanjutnya. [kpn]
