KOMPASPOPULARNEWS.COM – Alih fungsi bantaran sungai dijadikan area komersial dibangun dan didirikan sebuah bangunan perumahan untuk pemukimam warga yang terletak di Blok 7 Rt 6 Rw 26 Kelurahan Meteseh Tembalang banjir. Perumahan yang dinamakan Perum Claster Dinar Indah Blok 7 Rt.06 RW 26 Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang di bangun di atas bantaran sungai besar Pengkol.
Pengembang perumahan Dinar Indah PT.Asri Sejati mulai membangun perumahan Claster Dinar Indah pada tahun 2012, sebanyak 46 bangunan rumah di blok 7 dibeli oleh warga masyarakat melalui KPR Bank BTN Kota Semarang serta menempatinya pada tahun 2013.
Keberadaan pembangunan perumahan Dinar Indah di Blok 7 ini sangat menarik dimana peran Pemerintah Kota bisa memberikan ijin pengembang PT.Asri Sejati untuk mengkomersilkan bantaran sungai dijadikan lahan komersil yaitu bangunan perumahan pemukiman warga masyarakat.
Menurut keterangan salah satu warga asli pengkol kepada awak media , sebelum perumahan Dinar Indah dibangun dulunya adalah hulu sungai besar. Dulu sungai besar…airnya selalu berpindah pindah tempat ujarnya.
Seiring berjalannya waktu warga yang membeli perumahan mulai merasakan dampak tinggal diperumahan yang dibangun oleh Pengembang Nakal PT.Asri Sejati yaitu kebanjiran. Banjir pertama terjadi pada tahun 2014 dimana air sungai pengkol meluap dan menggenangi rumah warga setinggi satu meter sehingga warga meminta pertanggung jawaban pengembang, namun pengembang malah tidak mau bertanggung jawab dan melarikan diri sampai saat ini.
Akibat membeli rumah di Perumahan Claster Dinar Indah khususnya di blok 7 warga masyarakat mengalami kerugian baik material maupun non material dimana perumahan tersebut selalu dilanda banjir akibat sungai pengkol meluap.
Gatot Pemilik dan Pengembang Perumahan Dinar Indah mulai menghilang sejak perumahan yang dibangunnya bermasalah banjir setiap musim hujan turun, terutama pada saat daerah atau wilayah ungaran timur hujan deras air di sungai pengkol naik dan menggenangi rumah warga.
Banjir terparah terjadi pada tahun 2017 dimana tanggul yang dibangun oleh Pemerintah baru dua hari selesai dibangun jebol tidak kuat menahan derasnya arus air sungai pengkol yang meluap, mengakibatkan semua rumah warga terendaam banjir setinggi satu setengah meter di dalam rumah.
Pada tanggal 6 Januari 2023 tanggul kembali jebol, peristiwa ini menyebabkan jatuhnya kurban jiwa satu orang warga meninggal dunia dan puluhan anak anak mengalami luka karena terseret arus air sungai yang masuk keperumahan pada saat menyelamatkan diri.
Perbaikan tanggul yang dilakukan oleh Pemerintah Kota juga belum bisa menyelesaikan masalah sebab pada Sabtu 18 Februari 2023 tanggul jebol kembali di dua titik sepanjang 30 meter, warga yang baru saja mulai berbenah dari banjir pada bulan januari harus kembali menelan pahitnya keadaan, bahkan pada hari minggu 19 Februari 2023 saat warga baru bersih-bersih lumpur dalam rumah air sungai pengkol kembali meluap dan merendam perumahan warga lagi.
Wajah-wajah sedih putus asa terlihat pada saat awak media berada dilokasi, ibu- ibu mulai menangis bingung mau tinggal dimana sebab tidak tahu harus kemana dan mengadu pada siapa lagi.
Salah satu warga Dinar Indah Paulina berharap Pemerintah Kota segera merelokasi ketempat yang aman supaya ia dan keluarga bisa hidup tenang tidak dibayang bayangi ketakutan adanya banjir.
Hal yang sama juga disampaikan oleh ibu Maria bahwa Pemerintah harus merelokasi warga yang memiliki rumah di Dinar Indah ke lahan milik pengembang, supaya tidak jatuh kurban kembali kedepannya seperti pada saat ini. Pengembang masih punya banyak lahan tanah kosong bisa dibangun rumah baru untuk menampung pemilik rumah di blok 7 baik permanen maupun non permanen sebab bangunan yang belum laku saat ini justru malah di tempati orang lain…..
Peran Pemerintah untuk mengambil langkah-langkah Keputusan yang tepat sangat diharapkan sebab adanya pembangunan perumahan Claster Dinar Indah juga tidak lepas dari hal perijinan yang dikeluarkan oleh Pemerintah sendiri. [LWB/Biro Magelang]