Berita Terkini, Terpercaya, dan Tanpa Batas Dalam Era Digitalisasi
Indeks
Daerah  

Kerukunan Beragama, Toleransi Antar Umat Beragama Nyata Di Desa Pringombo Kecamatan Tempuran Magelang Jawa Tengah 06/04/2023

KOMPASPOPULARNEWS.COM,- Desa Pringombo Kecamatan Tempuran Magelang Jawa Tengah Terletak Di Wilayah Dataran Tinggi, Jarak dari Kantor kecamatan Tempuran Sekitar 8 Kilometer, Akses menuju ke Desa Pringombo Harus melewati Jalan yang Menanjak dan berbelok belok,Dengan pemandangan Khas perbukitan yang di sekelilingnya terdapat bermacam Pepohonan terhampar Hijau.

Desa Pringombo Adalah Desa Yang suasana nya sama Seperti desa Lain pada Umum nya,Desa yang Hanya memiliki Dua Dusun,yaitu Dusun Sidosari dan dusun Tepung sari, Sekertaris Desa Pringombo Muhamad Fauzi menuturkan, Desa Kami sebenarnya jika di lihat dari sejarah sudah Ratusan Tahun Hidup Rukun dan Damai,sekalipun berbeda keyakinan,Di akui Fauzi “Warga Dusun Sidosari dan Tempursari Berbeda Agama,yaitu Muslim dan Nasrani.

Jika kita melihat lokasi Dua Rumah Ibadah ini sangat dekat, jarak antara Masjid Baiturrahman dengan Gereja Kerasulan Baru sangat dekat. Hanya kurang lebih 60 meter ,Jalan kaki berapa menit pun sudah sampai. Uniknya lagi, dua rumah ibadah ini dibangun dengan antusiasme bersama, dibangun secara gotong-royong lintas agama. Tak ada penolakan, maupun yang mempermasalahkan IMB hanya karena mayoritas penduduknya Muslim. Sebab mereka menyadari betul, rumah ibadah adalah kebutuhan masing-masing umat beragama dimanapun, bukan Hanya di Desa Pringombo.

Kegiatan Sehari hari Warga desa Pringombo seperti biasa, ada yang bertani, ada yang bekerja di pabrik,tidak ada hal yang janggal dari Kehidupan Warga kami, selalu membaur dan tetap saling menghargai dan Gotong royong dalam setiap ada kegiatan di Desa, kata nya

Masih menurut Fauzi, Warga kami setiap ada Yang meninggal, baik dari Dusun Tepungsari maupun sidosari,selalu bergotong royong, bahkan Kalau yang meninggal Dari Yang muslim, maka warga yang Non muslim pasti hadir di acara Tahlilan sampai Tujuh Hari, begitu juga sebalik nya, jadi Warga Kami ini sudah terbiasa hidup berdampingan walaupun Beda keyakinan,ujar nya

Mat Kurniawan Kadus Sidosari yang warganya mayoritas Non muslim membeberkan, ” Setiap kali bulan puasa, Warga Kami selalu mengantisipasi terjadi nya hal yang tidak di inginkan, karena berdasarkan pengalaman, jika Mau memasuki Hari raya tindak kejahatan meningkat, Warga Nasrani biasa nya berjaga jaga ketika Warga muslim sedang Melaksanakan Shalat Tarawih maupun sholat IED, karena warga muslim Hampir semua nya ke Masjid, Bahkan Di Hari Lebaran, warga muslim dan non Muslim semua membaur saling berkunjung,dan saling Memberikan ucapan selamat Hari raya Idul Fittri mohon maaf lahir dan Batin, begitu juga sebalik nya ketika umat nasrani merayakan Hari Natal, jadi Saya selaku kepala Dusun Yang mayoritas warga nya Non muslim merasa Tenang, karena warga nya saling memahami dan saling Menghotmati walaupun berbeda keyakinan, beber nya

Irma Lafinda Sari Selaku Kepala Dusun Tepungsari Membenarkan Jika warga nya Mayoritas berAgama Muslim dan Hanya Ada Satu kepala Keluarga yang Non Muslim, Tapi Hal ini tidak menjadi Masalah di Dusun Tepungsari,”Toleransi BerAgama Di Dusun Kami sudah berjalan Ratusan Tahun lalu, Pungkas Nya

Contoh Toleransi Beragama Tercipta dari Desa yang terpencil dan jauh dari Kota,semoga Butir Pancasila yaitu sila Ke 1 Ke Tuhanan Yang Maha Esa Bisa di jadikan Marwah Dalam menjalankan kehidupan Beragama di Negara Kesatuan Republik Indonesia [NS]

jasa-pembuatan-google-maps-bisnis-perbaikan-disuspen-solusinya
Whats-App-Image-2023-08-05-at-12-42-02

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *