Kontroversi Kepengurusan RW 12 Semanan: Arogansi dan Campur Tangan Istri RW Membuat Warga Resah

Kontroversi Kepengurusan RW 12 Semanan: Arogansi dan Campur Tangan Istri RW Membuat Warga Resah

KOMPASPOPULARNEWS – Kontroversi Kepengurusan RW 12 Kelurahan Semanan, Kec. Kalideres, Jakarta Barat sedang menjadi sorotan warga Perumahan Taman Semanan Indah (TSI). Menurut informasi hasil penelusuran yang diperoleh awak media (Juni 2023/red), berbagai polemik terjadi di perumahan tersebut yang diduga disebabkan oleh sikap arogansi Ketua RW 12, Harun Alamsjah, di tengah warga.

Para warga yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan bahwa mereka telah melaporkan masalah ini kepada pak lurah karena mereka memiliki ketua RW yang tidak mampu mengayomi warga. Mereka juga telah menunjukkan bukti-bukti sikap arogansi dari Ketua RW tersebut. Namun, mereka melihat bahwa masih ada tindakan kontroversial yang dilakukan oleh Ketua RW yang menimbulkan kekhawatiran.

Whats-App-Image-2023-08-05-at-12-42-02
Kontroversi Kepengurusan RW 12 Kelurahan Semanan terlibat dalam perdebatan sengit dengan warga
Kontroversi Kepengurusan RW 12 Kelurahan Semanan terlibat dalam perdebatan sengit dengan warga.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh warga di RT yang berbeda. Mereka menceritakan tentang Ketua RW 12 Semanan yang terlibat dalam perdebatan sengit dengan warga yang memasang spanduk sebagai penolakan terhadap pendirian tower BTS. Kepengurusan RW 12 mencopot spanduk tersebut dengan alasan bahwa tempat pemasangan spanduk oleh warga adalah ruang informasi Warga RW 12, dan isi spanduk dianggap provokatif.

 

Baca juga : Kepengurusan RW 12 Semanan Terindikasi Arogan, Lurah Semanan Ajukan Solusi: Selesaikan Dengan Forum Musyawarah

 

Padahal, isi spanduk hanya memohon dukungan warga atas penolakan tower BTS, dan sebenarnya tidak ada aturan yang melarang pemasangan spanduk aspirasi warga. Tindakan pencopotan spanduk ini membuktikan bahwa Ketua RW memiliki sikap anti-kritik, arogan, dan membungkam aspirasi warga. Selain itu, dalam pertemuan tersebut, istri Ketua RW juga turut campur dengan mengklaim sebagai penentu dan pengambil kebijakan.

Lebih lanjut, warga mengatakan bahwa campur tangan istri Ketua RW tidaklah tepat, terutama ketika warga mendatangi kantor RW 12 di Posko Cakra untuk menyampaikan aspirasi mereka. Seorang Ketua RW, ketika mencalonkan diri untuk jabatan tersebut, tentunya harus mengetahui risiko dan tantangan yang akan dihadapi terkait dengan persoalan warga.

Sementara itu, menurut warga lainnya, ketidakjelasan mengenai peran istri Ketua RW tersebut membuat warga yang terdampak oleh tower BTS menjadi bingung dengan sikap Ketua RW 12 dan istrinya.

 

Baca juga : Pencurian Sepeda Motor Marak di Jakarta Barat: Dua Pelaku Ditangkap di Kos-kosan Duri Kosambi

 

“Warga pun jadi bertanya-tanya siapa sebenarnya Ketua RW 12…? Di mana istrinya tidak memegang SK kepengurusan RW. Namun, dia berbicara dengan nada kasar sambil mengejutkan gelas air di meja. Istri Ketua RW tersebut turut campur menanggapi spanduk protes warga yang dicopot. Kami memiliki bukti video tentang hal ini,” jelas seorang warga pada Selasa (27/06/2023).

Selain itu, warga dari RT lain juga mengungkapkan bahwa berbagai kontroversi terjadi di TSI sejak kepemimpinan Kepengurusan RW 12 Semanan di bawah Harun Alamsjah. Menurut pengakuan mereka, banyak warga yang kesal dengan sikapnya yang dianggap arogan. Hal ini telah mengganggu nilai-nilai kekeluargaan dan kerukunan yang sebelumnya terjaga dengan baik, sehingga menciptakan ketidaknyamanan dan ketegangan di antara warga.

“Seharusnya seorang Ketua RW mengayomi, membina, dan menjaga keharmonisan serta kerukunan warga. Namanya saja Rukun Warga. Sebagai seorang Ketua RW, harus siap menerima kritik dan protes ketika kebijakannya dinilai merugikan warga atau tidak ramah terhadap lingkungan,” ungkap salah seorang warga.

“Jika semua hal ini diungkapkan, sangat banyak kebijakan Ketua RW yang justru menimbulkan kegaduhan di tengah warga. Kami ingin mengganti Kepengurusan RW atau, jika tidak memungkinkan, melakukan pemilihan ulang. Pada awalnya, kami masih menghargai Kepengurusan RW ini dan melihat bagaimana kinerjanya. Namun, belum setahun berjalan, masalah terus muncul. Lama-kelamaan, kami juga merasa tidak nyaman,” tambahnya.[kpn/red]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *