Berita Terkini, Terpercaya, dan Tanpa Batas Dalam Era Digitalisasi
Indeks

Respon Pidato Megawati Soal Pengajian, Waketum MUI : Perlu Untuk Tabayyun

KOMPASPOPULARNEWS.COM – Pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati tentang ibu-ibu pengajian telah mengundang reaksi beragam. Namun, masyarakat diimbau untuk tidak terburu-buru menafsirkan pernyataan tersebut dan melaksanakan tabayyun atau verifikasi.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (Waketum MUI) Marsudi Syuhud mengungkapkan, agar masyarakat Indonesia berhati-hati terkait pernyataan yang dapat memicu perpecahan.

“Saat ini banyak muncul kalimat-kalimat yang sedikit malah jadi pemicu atau daya ungkit yang memecah belah. Oleh sebab itu, masyarakat Indonesia harus waspada dan melihat latar belakangnya,” ujar Kyai Marsudi dalam sebuah diskusi di stasiun televisi Jumat (24/2/2023).

Kemudian, Waketum MUI melanjutkan bahwa maksud pernyataan tersebut dapat ditafsirkan beragam, sehingga bisa benar dan salah. Oleh karenanya, dirinya mengajak kepada masyarakat untuk melakukan verifikasi dan tabayyun untuk mencegah kesalahan penafsiran.

“Bagi orang yang menanggapi adalah sesuatu yang kira-kira, tafsiran mereka sendiri. Tafsiran itu ada benar dan salah. Agar tidak salahnya menjadi-jadi maka ada konteks namanya tabayyun,” tutur Kyai Marsudi.

Konsep keseimbangan dunia dan akhirat, termasuk mengurusi stunting merupakan perintah agama.

Bukan hanya itu, dia meluruskan bahwa sebenarnya pidato tersebut berisi ajakan kepada majelis taklim untuk tidak saja fokus pada urusan akhirat, melainkan juga pada urusan dunia, khususnya stunting.

“Menurut saya, kalimat yang disampaikan adalah kalau bisa majelis taklim tidak saja urusan akhirat, akan tapi juga urusan dunia seperti stunting, ini disampaikan,” pungkasnya.

Di kesempatan yang sama, Pakar Komunikasi Politik Universitas Indonesia, Dr. Aditya Perdana memaparkan, di era kemajuan teknologi setiap pernyataan dapat dipotong-potong demi tujuan tertentu.

“Dalam era digital tidak mudah, sepanjang apapun pernyataannya akan dipotong-potong sesuai kepentingan kelompoknya, yang kemudian akan viral. Hal ini tentu punya tujuan karena ini akan menyebar,” terang Aditya.

Dia mengingatkan kepada semua pihak agar lebih berhati-hati, karena saat ini telah memasuki tahun politik jelang Pemilu 2024, pernyataan sekecil apapun pasti dapat dipolitisasi, termasuk untuk mengadu domba.

“Semua pihak mungkin akan menghalalkan segala cara untuk memenangkan pertarungan selama pemilu. Ada berita hoax, sehingga perlu keyakinan agar selalu berhati-hati dan menguatkan literasi digital, termasuk saring sebelum sharing,” jelas Aditya.

Tak lupa Aditya meminta kepada masyarakat agar selalu mengecek kebenaran informasi dan menguatkan literasi digital agar terhindar dari hoaks yang dibumbui isu SARA. [nana/red]

jasa-pembuatan-google-maps-bisnis-perbaikan-disuspen-solusinya
Whats-App-Image-2023-08-05-at-12-42-02

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *