KOMPASPOPULARNEWS – Warga masyarakat Dusun Kwangsan Desa Prajeksari Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang dan sekitarnya memadati jalanan di Dusun Kwangsan Desa Prajeksari, Minggu (10/09). Mereka rela berdesak-desakan menyaksikan Upacara Tradisi Adat Saparan atau Merti Dusun yang diadakan Dusun Kwangsan yang sudah berjalan sejak turun temurun.
Saparan merupakan salah satu tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat jawa, baik di Jawa Timur maupun Jawa Tengah, akan tetapi setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri dengan proses yang berbeda.
Kepala Desa Prajeksari, Waton Satoto mengatakan, kegiatan saparan atau merti dusun ini sudah dilaksanakan turun temurun sejak zaman dulu. Dan tidak hanya acara tumpeng saja, namun juga sedekah hasil bumi Dusun Kwangsan dan juga acara kesenian tradisional.
“Tumpeng adalah bentuk rasa syukur kepada Tuhan YME atas kesuburan tanah, sumber air dan udara yang setiap hari bisa dirasakan. Dan tumpeng ini bisa dinikmati dan dimakan secara bersama oleh para masyarakat yang datang di lokasi,” ucap Kepala Desa Prajeksari.
Anggota DPR RI komisi IV fraksi PDI Perjuangan Dapil Jawa Tengah VI (Kota Magelang, Kab. Magelang, Kab. Temanggung, Kab. Wonosobo, dan Kab. Purworejo), Vita Ervina, S.E., M.B.A, menghadiri secara langsung tradisi saparan atau merti dusun di Dusun Kwangsan ini.
Secara khusus, Vita (sapaan akrabnya) sangat mengapresiasi tradisi saparan atau merti dusun ini. Menurutnya, sebagai manusia tidak bisa lepas dari hubungan dengan Tuhan sebagai pemberi kehidupan dan alam sebagai tempat untuk hidup.
“Saya secara pribadi sangat mengapresiasi kepada masyarakat Dusun Kwangsan atas tradisi saparan atau merti dusun, dan ini semua untuk kita sebagai manusia untuk mengembalikan posisi manusia berhubungan dengan Tuhan dan alam,” kata Vita Ervina.
Di samping itu, Vita juga menjelaskan tradisi merti dusun seperti ini diharapkan secara aktif dan terus menerus bisa dilaksanakan setiap tahunnya untuk melestarikan budaya tanah air Indonesia.[kpn]red]